BAB 18
SAKRAMEN PENGURAPAN ORANG SAKIT
- PENGANTAR
• Setiap orang selalu berusaha dengan berbagai
cara agar hidup sehat:
-
Makan sehat dan
bergizi
-
Istirahat yang cukup
-
Olah raga secara
teratur, dsb.
• Akan tetapi ada kalanya manusia sakit, bahkan
terancam kematian.
• Ada banyak perasaan, harapan/keinginan, serta
sikap-sikap yang muncul dalam diri mereka.
MENGUNJUNGI ORANG SAKIT
1. Hal apa yang mengesan dari cerita di atas ?
2. Perasaan, pikiran, keinginan/harapan apa saja
yang mungkin ada dalam diri orang yang sakit, terutama yang sakit keras /
menjelang ajal ?
• Dalam keadaan sakit manusia menyadari
ketidakmampuan, keterbatasan, dan kefanaannya.
• Pengalaman tersebut disikapi secara berbeda:
-
Terus menerus
mengeluh
-
Menyalahkan diri
sendiri
-
Menyalahkan orang
lain
-
Merasa dibuang
-
Ditinggalkan sanak
keluarga
-
Takut mati
• Sikap-sikap tersebut cenderung mendorong orang
untuk :
-
Menutup diri terhadap
sesama
-
Putus asa
-
Memberontak terhadap
tuhan
- Ada pula orang yang
menyikapi secara positif:
• Menyesali perbuatannya yang keliru
• Banyak berdoa
• Berserah diri
- Dalam ketidak berdayaannya itu ia mencari sesama
dan Tuhan.
• Apapun sikap mereka, sebenarnya mereka
mengharapkan dukungan, kehadiran teman atau keluarga dekat, dan perhatian penuh
dari orang sekitarnya.
• Mereka membutuhkan orang yang mau mendengarkan
keluh kesahnya, yang selalu siap membantu dan melayani dan yang sungguh mau
turut serta terhadap penderitaannya. Itu semua dapat meringankan penderitaannya.
• Sakramen pengurapan orang sakit dilandasi oleh
Yesus sendiri, yang selama hidupnya tampil sebagai tabib/dokter yang
menyembuhkan banyak orang.
• Yesus memberi perintah kepada para murid untuk
ikut serta menyembuhkan orang sakit.
• Hal itu benar-benar dilanjutkan oleh para murid
dan oleh Gereja hingga sekarang, yang kita kenal sebagai sakramen pengurapan
orang sakit.
- Bacaan
Injil:
-
Markus 6 : 12 - 13
-
Markus 16 : 18
-
Kisah Para Rasul 9 :
34 ; 14 : 3
-
Yakobus 5 : 3 - 16
1. Siapa yang berhak menerima Sakramen pengurapan ?
-
Orang beriman yang
sakit keras
-
Lanjut usia
-
Orang yang menghadapi
operasi besar
2.
Berapa kali sakramen
bisa diterima ?
-
Bila orang sudah
menerima sakramen pengurapan dan ternyata sembuh, ia tetap dapat menerima
sakramen tersebut bila menderita sakit berat lagi.
3.
Bagaimana sakramen pengurapan
dirayakan ?
a.
Sakramen pengurapan bisa
dirayakan atau dilaksanakan di gereja, rumah atau rumah sakit. Akan tetapi, hal
itu harus tetap merupakan peristiwa gereja/umat yaitu : diberikan oleh
uskup/imam dan dihadiri oleh umat.
b.
Simbol pokok yang harus kelihatan
adalah uskup/imam meletakkan tangan ke atas orang sakit sambil berdoa bagi si
sakit, dilanjutkan dengan pengurapan dengan minyak.
c.
Sangat baik bila sakramen ini
didahului dengan pemberian sakramen tobat, dan bila memungkinkan dilanjutkan
dengan ekaristi
4.
Apa makna sakramen pengurapan ?
a.
Sakramen pengurapan
menganugerahkan rahmat roh kudus yang menjadikan si penerima mempunyai
kekuatan, ketenangan, dan kebesaran hati untuk mengatasi kesulitan akibat sakit
berat atau karena kelemahan akibat usia lanjut. Roh kudus memperbaharui dan
menguatkan harapan serta imannya kepada allah sehingga ia tidak putus harapan
dan takut pada kematian.
b.
Sakramen pengurapan mengajak si
penerima untuk mempersatukan penderitaan yang dialaminya dengan penderitaan
Yesus Kristus . Kalaupun pada akhirnya kematian merenggut dirinya, ia akan
beroleh kebangkitan bersama Kristus.
c.
Sakramen pengurapan
menganugerahkan rahmat Gerejani. Keikutsertaan dalam penderitaan dan sengsara
Kristus menyucikan dirinya. Kesucian dirinya itu memberi sumbangan bagi
kekudusan gereja.
d.
Sakramen ini menyiapkan orang
agar bila akhirnya meninggal, ia layak menghadap Bapa.
- Evaluasi
1.
Setujukah kamu bila dikatakan
bahwa penyebab utama orang sakit adalah dosa orang tersebut ? Jelaskan !
Mengapa manusia mengalami sakit ?
2.
Apa tujuan utama pemberian
sakramen pengurapan orang sakit ?
3.
Banyak orang katolik berobat ke
dukun bila sakit. Bagaimana pendapatmu
tentang hal tersebut ?
©2014-8E
Tidak ada komentar:
Posting Komentar